published on
Komemorasi adalah lagu bebas dengar rakitan grup Hip hop Infrastruktur Katastrofi yang dirilis lebih awal demi medukung setiap yang bergerak melawan ketidakadilan. Terlebih, gempuran fasis pasca terselenggaranya Simposium Nasional Tragedi 65 pada bulan April 2016 lalu, semakin membabi buta. Penyitaan buku, pembubaran pemutaran film dan diskusi, perampasan lahan warga bersertifikat hak milik yang semakin serampangan, dan segala kesewenang-wenangan perampasan ruang hidup lain hasil kolaborasi pemerintah beserta aparat didukung korporat adalah tindakan inkonstitusional yang menenggelamkan hak asasi manusia di jurang ketidakadilan.
Hal ini kian melayangkan peringatan bahwasanya Indonesia telah dan masih menindas Nusantara tanpa menghiraukan tangisan Ibu Pertiwi yang sedang dan masih bersusah hati melihat anak-anaknya kelaparan di lumbung padi, bahkan diinjak-injak hak-haknya oleh yang seharusnya menjaga melindungi, dan mengayomi.
Lebih parah, tindakan serampangan pemerintah dan aparat disulap oleh beberapa media korporat sehingga pemerintah dan aparat mendadak bercitra harum, selaras dengan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik dalam menjalankan pembangunan. Padahal, negara terbukti telah dan masih menjajah Negeri. Namun, jika kawan-kawan bertanya pada kami "pemerintah yang mana? Rakyat yang mana? Aparat yang mana? Korporat yang mana?" dengan kebijakan yang (tentu) tidak sebijak paket ekonomi jokowi, kami sampaikan; "lihat dirimu, sekelilingmu, internet ada ditanganmu, kau bisa membuka portal-portal bernas seperti indoprogress.com, selamatkanbumi.com, islambergerak.com, bantuanhukum.or.id, jakartabeat.net, kpa.or.id, dan yang ajaib; mojok.co, untuk menjawab pertanyaanmu, seperti seruan Jibril pada Muhammad; "Iqra! Dan semoga anugerah bersamamu."
Kenyataannya sangat ironis, lagu ini tidak cukup untuk mendeskripsikan seluruh pelanggaran hukum dan hak asasi manusia yang dilakukan kolaborasi pemerintah, aparat, dan korporat karena saking banyaknya pelanggaran dan kesewenang-wenangan yang digencarkan. Bahkan, meskipun penggalan lirik pada verse pertama mulai ditulis pada awal tahun 2014, dimana pada pertengahan tahun itu, kubu Jokowi-JK mengedarkan isu akan mengulang kebijakan Gus Dur mencabut TAP MPRS No. XXV Tahun 1966, ternyata justru keadaan hari ini tidak jauh berbeda dengan masa kecil kami yang dikungkungi rezim orba. Terang jawabnya, hal ini menasbihkan lirik pada verse pertama untuk dieksekusi dan dipublikasikan.
Setidaknya, lagu ini hendak turut berpartisipasi menyampaikan peringatan karena seperti kata-kata Kommer di Bumi Manusianya Pram: "Jika kemanusiaan tersinggung, semua orang yang berperasaan dan berpikiran waras ikut tersinggung, kecuali orang gila dan orang yang berjiwa kriminil, biarpun dia sarjana". Tentu jika yang menyinggung perasaan Kemanusiaan tidak meminta maaf, tidak sudi rekonsiliasi, tidak mau membenahi keadaan, bahkan tidak mau mendengar suara dari Kemanusiaan, maka penggalan puisi Wiji Thukul itu masih sangat relevan, hanya ada satu kata, Lawan!
Tabik.
Lirik: https://genius.com/Infrastruktur-katastrofi-komemorasi-lyrics
Lirik ditulis oleh: Sleep Earth
Musik ditulis oleh: Prime Manifez
Dimixing & mastering oleh: Prime Manifez
Insert: Potongan suara Widodo Sunu, pemimpin perjuangan tani sekaligus Kepala Desa dan Warga Urut Sewu, Kebumen, Jawa Tengah yang disampling dari unggahan video berjudul 'Warga URUT SEWU di Serang TNI 22 Agustus 2015, Kebumen MEMBARA, Kasus URUT SEWU' dengan link www.youtube.com/watch?v=GR6LwwyM7LE
Foto Sampul Lagu : diambil dari foto jurnalistik dari link http://www.berdikarionline.com/berlapis-lapis-kejanggalan-dalam-penggusuran-di-tanjung-luwuk/
- Genre
- Hip-hop & Rap