Hujan, Senja, dan Kopi by Putu Ary Dharmayanti published on 2015-12-23T05:15:53Z HUJAN, SENJA, DAN KOPI 29 Januari 2015 Aku lupa kapan terakhir kali aku menikmati hujan. Aku lupa kapan terakhir kali aku menikmati senja. Aku juga lupa kapan terakhir kali aku menikmati kopi. Hari ini, menjelang sore, hujan turun. Aku berharap hujan akan turun sampai senja. Jika itu terjadi, aku berencana untuk menyeduh secangkir kopi. Agar aku bisa menikmati hujan, senja, dan kopi sekaligus. Malam ini, aku teringat kembali tentang senja tadi. Hujan telah turun sampai senja berlalu. Namun, alih-alih membuat kopi. Aku telah melupakan semua rencanaku tadi. Akhir-akhir ini, aku memang sering lupa. Sering sekali. Bahkan pada hal-hal yang sangat kucintai. Seperti hujan, senja dan juga kopi. Kau mungkin tak tahu seberapa sering aku menuliskan mereka dalam puisi-puisiku. Hal yang menyedihkan tentang lupa adalah bahwa seberapa pun aku ahli dalam soal melupakan, aku belum juga bisa melupakanmu. Padahal aku sudah sering berlatih melupakan setiap hari. Aku jadi semakin pintar lupa, tapi tidak dalam melupakanmu. Aku ingat soal hujan yang mengantarku menemuimu selepas senja, dan kau yang begitu mendebarkan seperti kafein dalam cangkir kopiku. Aku telah melupakan hujan, melupakan senja, dan melupakan kopi dengan begitu mudahnya. Tapi tidak melupakanmu. Genre Storytelling