published on
.: Antara hadiah dan Karunia :.
Latar : May be - Yiruma
Pesan dan suara : Ita Roihanah
...
ijinkan aku mengirim kepadamu pesan suara
yang menghubung cerita antara kita
barangkali kita bisa belajar mendengar
lebih lama dari biasanya
...
Suatu hari kita duduk-duduk santai diatas rerumputan,
di depan danau, pinggir kota kita
aku menyampaikan kepadamu,
"Aku ingin meminta pendapatmu,"
kamu bertanya, "tentang apa?"
"tentang hadiah," jawabku riang
"hmm, okay," kamu menimpali
"Kalo kamu ngasih hadiah sama seseorang, apa yang kamu harapkan dari dia?"
"Yaaa..dia bakal seneng sama apa yang aku kasih,"
"Itu aja? Ketika dia udah nerima hadiah itu, kamu pengen dia terikat ama hadiah itu, ato terikat ke kamu?"
"Ya ke aku lah..., kenapa sih nanya kaya gitu?"
"Hehe, aku sedang berpikir, bahwa bisa jadi begitu juga pemberian Tuhan ke kita, karunianya seperti hadiah buat kita,
Dia memberi karunia itu, bukan biar kita sibuk ama karunia itu, tapi biar kita menikmati karunia itu dengan tetap dekat denganNya.."
kamu menyimak, aku melanjutkan,
"Sayangnya, seringnya kita lebih deket sama karunia itu selama ini, daripada sama yang ngasih. Kita dikasih karunia, kita justru lupa sama Dia. Kecerdasan kita, cantik-gantengnya kita, tercukupinya kebutuhan kita, karier yang nyaman, keluarga dan pasangan yang menentramkan, justru bikin kita makin asik dengan semua itu, dan lupa kepadaNya.."
kamu pun tertegun dan menjawab, "hmm, iya juga ya,"
aku bilang, "sekarang aku tanya, kalo misal orang yang kamu kasih hadiah malah jadi sibuk ama hadiah yang kamu kasih, kamu kesel ga? Trus jadi malah renggang hubungan kamu sama dia, "
kamu bilang, "Ya kesel lah.. iya juga sih.."
"menurut kamu, kamu yang ngasih, punya hak juga ga buat ngeminta balik hadiah apa yang kamu kasih?"
"berhak sih, apalagi kalo aku deket ama dia dan bisa nyindir gitu, hehe, toh aku yang ngasih," kamu dengan lugas menjawab
aku bilang, "artinya, wajar kalo misal kita jadi jauh sama Tuhan
gegara kita ribut ama karunia yang dikasih Tuhan, bener ga? Trus, kita tau bahwa Tuhan lebih deket dari urat nadi kita, ketika Tuhan minta kembali karuniaNya yang udah dikasih ke kita, harusnya kita ga boleh marah, kan? Harusnya kita nerima konsekuensi, kan? Tapi kenapa ya, kita lebih seringnya ga terima, ngomel ga jelas, trus nangisin yang jelas-jelas bukan punya kita.."
kamu menjawab,
"iya ya, harusnya karunia yang Dia kasih ke kita, bikin kita makin dekat denganNya, bukan justru sibuk dengan karunia itu sendiri...Menarik :)"
Dan aku melihat senyummu pun mengembang, dilatari dengan dedaunan yang tetiba gugur dari ranting di atas kepala kita, ah indahnya.
- Genre
- pesansuara